Rabu, 05 September 2012

Bisnis Kelinci yang layak dikembangkan


Saat ini China merupakan negara dengan tingkat konsumsi daging kelinci paling tinggi di dunia. Menurut Menteri Pertanian Suswono, saat ini tingkat konsumsi kelinci di Indonesia masih sangat rendah. Namun potensi budidaya kelinci di Indonesia bukan mustahil untuk bisa mengalahkan China. Hal inilah yang mendorong Kementerian Pertanian untuk menargetkan produksi kelinci lebih besar dari China.Dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini, bila budidaya kelinci ini dikembangkan setiap rumah tangga, Indonesia bisa menghasilkan 700 gram per kapita pertahun.


Jika budidaya kelinci dikembangkan di setiap rumah tangga, masing-masing 20 ekor saja. Ini bisa memberikan tambahan konsumsi daging kelinci setiap rumah tangga 20 gram. Menurut menteri, Peternakan kelinci memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung perekonomian dan ketahanan pangan nasional. Apalagi budidaya kelinci ini memiliki bisnis ikutannya seperti idustri kulit, pupuk, dan makanan seperti nuget, sosis dan bakso.

Untuk mewujudkan hal itu sebenarnya tidaklah sulit,bisnis ternak kelinci bisa dilakukan dalam skala rumah tangga. Potensi yang luar biasa dalam memenuhi protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Apalagi ini dengan relatif mudah seperti ayam potong. karena kebutuhannya, tidak seperti memotong kambing harus sekian orang. Kalau kelinci bisa dilakukan satu orang saja.

Proses memelihara kelinci juga sangat mudah, karena kelinci mudah berkembang biak. Kelinci minimal memiliki enam ekor anak dan ia bisa bereproduksi antara 5 hingga 6 kali. Potensi bisnis kelinci yang bisa dikembangkan adalah kelici hias dan kelici pedaging. Kelinci Pedaging inilah yang akan menjadi fokus kementrian pertanian.(/antaranews).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar