Jumat, 01 Maret 2013

Adenium Bonggol, Layak Dikoleksi

Bonggol-bonggol adenium itu terlihat seksi. Laiknya model yang berjalan di atas catwalk, bonggol indah itu pantas dijuluki tanaman hias yang eksotis.



Demam adenium masih merajalela. Tanaman yang akrab disapa kamboja Jepang ini memang tak ada matinya, masih saja menjadi primadona. Apalagi jika ia punya bonggol yang indah dan meliuk.

Wajar bila adenium masih digemari sejumlah penghobi. Harganya bisa ratusan ribu, bahkan jutaan per pot. Apalagi bila ia memiliki bonggol indah yang meliuk, menekuk, membulat, dan membengkak, harganya bisa mencapai Rp 2 – 3 juta per pot. Anda pun bisa menciptakan bonggol-bonggol indah itu sendiri. Yang penting Anda sabar dan tekun.

Adenium (Plumeria Acuminate Varadenium) dikenal juga dengan nama kamboja Jepang. Namun, kendati ada embel-embel ‘Jepang’ di belakang namanya, ia bukan dari Jepang, melainkan Afrika. Di tanah asalnya, adenium hidup di padang pasir. Toh, ia mampu berbunga lebat. Warna bunganya pun warna-warni, sementara akarnya membesar, membentuk bonggol yang tak kalah menawan.

Bibit dari biji akar adenium membesar bak umbi. Bentuknya meliuk-liuk ke kanan dan ke kiri, saling berhimpitan, sehingga terlihat artistik. Membesarnya akar hingga berupa bonggol tergantung umur dan asal bibit. Bonggol akan lebih cepat nongol dan artistik bila ia berasal dari bibit biji.

Pada usia 2 – 3 bulan sejak penyemaian biji, pangkal batang tanaman sudah kelihatan membesar. Pangkal batang tersebut berbentuk bulat seperti bawang merah. Cara stek atau cangkok, kendati bisa juga membentuk bonggol, butuh waktu cukup lama. Itupun hasilnya kurang bagus.

Buah adenium terletak di ujung tunas, tumbuhnya berpasangan (dua buah) dengan bentuk buah pipih panjang. Warnanya hijau ketika muda, lalu berubah coklat ketika dewasa. Di dalam buah inilah, terdapat biji-biji. Satu buah adenium berisi sekitar 20 – 40 biji. Biji-biji inilah yang kelak akan disemaikan.

Ikuti beberapa langkah agar adenium berbonggol artistik :
Buang bulu-bulunya, lalu kering dan anginkan selama sekitar 2 jam.
Siapkan media tanam berupa pasir kasar, arang sekam, dan pupuk kandang (1:1:1). Media harus porous (tidak mengikat air). Lalu, campurkan merata dan masukkan ke dalam polybag atau pot.
Buat lubang tanam sedalam 0,5 cm persis di tengah-tengahnya. Setelah itu, masukkan satu biji untuk satu polybag. Posisi biji horizontal. Lalu tutup dengan media tanam.
Semprot air merata dan letakkan di tempat teduh. Jaga jangan sampai media tanam kering. Rajinlah menyemprot air. Lazimnya, setelah 2 minggu sejak penyemaian, akan tumbuh tunas.
Setelah 3 bulan, pindahkan bibit adenium ke pot. Anda tinggal menunggu hasilnya. Selamat mencoba.

Pangkas bak Bonsai

Memangkas adenium mutlak hukumnya. Jika tidak, bisa-bisa cabang tumbuh memanjang tak beraturan, kurus, dan enggan berbunga. Pemangkasan akan mempercantik penampilan tanaman, selain juga agar rajin berbunga, sekaligus memutus serangan hama penyakit.

Usai dipangkas, bonggol pun akan membengkak dan meliuk-liuk, berbatang pendek, pertumbuhan tunas dan daun menjadi kompak. Adenium pun akan mirip bonsai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar