Rabu, 09 Januari 2013

Ancaman cacing (Ascaridia galli) pada Burung jangan dianggap enteng

Sebagai penghobi burung, Anda harus selalu diingatkan untuk mewaspadai ancaman cacing pada burung Anda. Tidak ada keraguan bahwa cacing menimbulkan risiko buruk yang nyata untuk kesehatan burung peliharaan.
Ada banyak cacing yang bisa menyerang bangsa burung dan unggas, yakni cacing pita (unggas besar) dan cacing bulat (banyak menyerang burung). Khusus cacing yang banyak menyerang unggas (seperti ditulis dalam komunitas-dokterhewan.blogspot.com) atau burung adalah Ascaridia galli yang memang selain berparasit pada jenis unggas seperti kalkun, itik dan angsa, juga pada burung. merupakan cacing yang sering menimbulkan kerugian ekonomik tinggi, sebab cacing ini menimbulkan kerusakan parah selama bermigrasi pada fase jaringan dari stadium perkembangan larva. Migrasi terjadi dalam lapisan mukosa usus dan menyebabkan pendarahan, apabila lesi yang ditimbulkan parah maka kinerja burung akan turun drastis. Burung yang terserang akan mengalami gangguan proses digesti dan penyerapan nutrient sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Dalam siklus hidup Ascaridia galli tidak memerlukan hospes intermediar, dan menular melalui pakan, air minum atau bahan lain yang tercemar oleh kotoran atau feses yang mengandung telur infektif.
Burung muda lebih sensitif terhadap kerusakan yang ditimbulkan Ascaridia galli. Sejumlah kecil cacing Ascaridia galli yang berparasit pada burung dewasa biasanya dapat ditolerir tanpa adanya kerusakan tertentu pada usus. Namun infeksi dapat menimbulkan penurunan berat badan. Dalam kondisi yang berat, dapat terjadi penyumbatan pada usus. Burung yang terinfeksi Ascaridia galli dalam jumlah besar akan kehilangan darah, mengalami penurunan kadar gula darah, peningkatan asam urat, atrofi timus, gangguan pertumbuhan, dan peningkatan mortalitas.
Gejala-gajala burung cacingan adalah kelihatan lesu dan pucat, mafsu makan berkurang, beraknya mencret, berlendir dan berwarna keputih-putihan seperti kapur, sayap menggantung dan warna bulunya kusam; serta kalau anakan, pertumbuhan badan terlambat.
Sementara itu ada beberapa obat cacing di pasaran – yang aman dan efektif – namun beberapa di antaranya tidak begitu aman, dan yang lain bahkan sangat berbahaya.
Pemberian obat cacing untuk burung di penangkaran hukumnya “wajib” terutama sebelum indukan kawin dan induk betina bertelur. Jika hal itu tidak dilakukan, bisa jadi burung yang Anda besarkan dengan kita suapi sendiri setelah dipisah dari indukan, akan mati bahkan sebelum mereka sempat kita beri pakan.
Bagaimana mungkin burung anakan yang bahkan belum kita beri pakan bisa cacingan? Seorang dokter hewan di Australia sebagaimana ditulis dan vetafarm.com mengatakan bahwa telur cacing ditransfer indukannya kepada burung anakan ketika kali pertama mereka menyuapi anakannya. Jika lantai kandang burung mengandung telur cacing, maka dipastikan indukannya “memindah” telur cacing itu ke anakan mereka.
Sekali telur cacing menetas di perut anakan burung, maka hanya dalam waktu 5-6 minggu, cacing tersebut sudah menjadi dewasa dan siap beranak-pinak.
Pemberian rutin
Meskipun demikian disarankan agar pemberian obat cacing dilakukan secara kontinyu berkesinambungan. Misalnya, Anda harus memberinya obat cacing ketika burung mulai tumbuh bulu jarumnya, ketika bulu sayap mulau lengkap dan seterusnya. Bahkan kalau perlu kontinyu diberikan setiap bulan karena pada dasarnya cacing bisa masuk ke tubuh burung setiap saat.
Jangan sampai Anda terlena, misalnya hanya karena lantai kandang Anda terbuat dari cor-coran semen atau lantai bersemen, sebab telur cacing bisa masuk dari pakan yang kita berikan.
Obat cacing apa?
Kalau dalam tulisan terdahulu saya menyarankan Anda bisa memberikan obat cacing umum untuk unggas atau bahkan obat cacing untuk manusia, maka hal itu bisa dilakukan dalam kondisi terpaksa. Namun sebagai penghobi burung, Anda sebaiknya selalu menyediakan obat cacing khusus untuk unggas, khususnya burung.
Dalam hal ini saya menyarankan penggunaan AscariStop untuk burung Anda. Mengapa? Sebab AscariStop yang dalam kandungannya terdapat zat aktif piperazin citrate memang dibuat dan dikemas untuk burung.
Banyak zat aktif yang bisa membunuh atau melumpuhkan cacing seperti higromisin B dan kumafos, namun untuk kedua zat ini digunakan secara khusus jika cacingan dalam kondisi akut karena keduanya mengandung antibiotika yang pemberiannya memerlukan nasihat dokter hewan. Sementara piperazin citrate memiliki efek narkotika sehingga cacing dapat dikeluarkan dalam keadaan hidup oleh adanya peristaltic usus burung. Dan penggunaannya bisa kita lakukan sendiri selama kita menurut petunjuk yang diberikan di dalam kemasan AscariStop.
Sekali lagi, lakukan pemberian AscariStop secara rutin karena setiap saat bisa saja ada telur cacing masuk bersama pakan atau air yang dikonsumsi burung kesayangan kita.

http://omkicau.com/2009/10/25/rutinkan-pemberian-obat-cacing-pada-burung/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar