Minggu, 20 Januari 2013

KEMBANG BOKOR YANG CANTIK



Bunga “lawas” ini masa jayanya memang di era tahun 80-an. Namun tidak tahu jika Anda ingin menghadirkannya sebagai penghias taman saat ini. Bagaimana kiat pemeliharaannya? Simak ulasan berikut ini.

Kembang bokor atau hortensia atau Hydrangea macrophylla adalah bunga yang sangat elok. Kuntum-kuntumnya yang mekar tumbuh saling merapat, bergerombol membentuk cluster, menyerupai sarang lebah. Warnanya sangat memikat, ada hijau muda, biru keunguan, merah muda cerah, sampai merah lembayung.

Tanaman ini banyak digunakan sebagai penghias taman, utamanya di daerah yang berhawa sejuk seperti Bogor, Bandung, Puncak, atau Lembang. Selain itu, kembang bokor juga banyak digunakan sebagai elemen taman dalam ruang, pada acara-acara seminar atau pameran.

Negeri Oriental
Kembang bokor yang termasuk keluarga Hydrangeaceae ini berasal dari negeri yang berhawa sejuk. Tepatnya dari daratan Cina, Jepang, dan pegunungan Himalaya. Dari sana, kembang bokor dibawa menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Dalam penyebarannya, kembang bokor yang bisa diperbanyak dengan cara stek batang atau cangkok ini ternyata mengalami perkembangan (baca: kemajuan). Bunganya menjadi lebih besar dan warna serta bentuknya pun semakin bervariasi.

Humus Murni dan Kelembaban Tinggi
Kembang bokor adalah tumbuhan semak yang batangnya berkayu. Tinggi tanamannya hanya berkisar di angka 50 cm. Helaian daunnya berbentuk bulat panjang atau bulat telur, dan pada beberapa varietas, tepian daunnya bergerigi.

Kembang bokor sebenarnya termasuk tanaman yang gampang tumbuh. Di tempat yang sesuai, ia akan tumbuh dengan baik. Bahkan di tempat yang kurang sesuai pun, ia masih mau tumbuh, meski tanamannya menjadi tidak terlalu besar dan bunganya malas muncul.

Sebagian orang sering mengeluhkan bawa kembang bokor yang dibelinya, tidak mau hidup lama—paling hanya 5 bulan. Malah ada yang sudah membeli berulang-ulang karena penasaran, tetapi hasilnya sama saja, si kembang bokor tak pernah bertahan lama.

Alasan paling sederhana yang bisa menjelaskan permasalahan ini adalah tempat tumbuh kembang bokor yang kurang sesuai. Seperti sudah diceritakan di awal tadi, kembang bokor adalah tanaman yang berasal dari daerah berhawa sejuk dan memiliki tingkat kelembaban tinggi. Karena itu, tempat hidup paling pas bagi si biru jelita ini adalah daerah berhawa sejuk. Kurang dari ini, si kembang bokor masih mau hidup—bahkan bisa tumbuh subur—hanya saja bunganya malas muncul. Jika Anda kebetulan tinggal di daerah yang kurang sejuk, jangan berkecil hati, ada beberapa perlakuan yang bisa membuat si kembang bokor tetap hidup.

Yang pertama, tempatkan si kembang bokor di lokasi yang terkena sinar matahari penuh, tetapi hanya sinar matahari pagi (maksimal sampai jam 10.00). Kemudian, tanam si kembang bokor pada media yang benar-benar subur, misalnya humus murni yang berasal dari sisa-sisa tanaman. Kembang bokor menyukai struktur media yang poros/beremah tetapi bisa mengikat air dengan baik.

Untuk penyiraman, karena kembang bokor berasal dari daerah yang memiliki tingkat kelembaban tinggi, tanaman ini menghendaki pasokan air yang teratur dalam jumlah yang cukup. Jangan menyiram terlalu berlebihan karena bisa menyebabkan tanaman busuk.

Pemupukan
Meski medianya sudah humus murni, si kembang bokor ternyata masih memerlukan pupuk agar pembungaannya bisa sempurna. Secara rutin, dalam jangka waktu dua minggu sekali, pupuklah si kembang bokor menggunakan pupuk yang tinggi kandungan Phospor/P-nya. Atau jika tidak ada, boleh juga diganti dengan pupuk NPK.

Pupuk kandang dari kotoran kambing atau domba (yang juga tinggi kandungan P-nya) bagus juga digunakan sebagai alternatif pupuk organik, menggantikan pupuk kimia. Gejala kekurangan unsur hara—tanda bahwa tanaman sudah harus dipupuk—yang sering ditunjukkan oleh si kembang bokor adalah munculnya warna kekuningan di sela-sela tulang daun.

Menyulap Warna Kembang Bokor

Warna bunga kembang bokor dipengaruhi oleh unsur aluminium. Aluminium inilah yang mempengaruhi pigmen warna bunga si kembang bokor menjadi biru. Ketersediaan unsur aluminium tergantung dari kadar keasaman tanahnya.

Pada tanah asam—dengan pH kurang dari 5,5—aluminium mudah diserap oleh tanaman karena tersedia dalam bentuk unsur bebas/tidak berikatan dengan senyawa kapur (Ca) dalam tanah. Kembang bokor yang ditanam pada tanah jenis ini akan menghasilkan bunga berwarna biru. Pada tanah dengan pH 5,5 – 6,5 unsur aluminium agak sulit diserap oleh tanaman, karena sebagian sudah membentuk ikatan dengan senyawa kapur di dalam tanah. Pada tanah demikian, si kembang bokor akan menghasilkan bunga berwarna lembayung muda (keunguan).

Dan pada tanah basa dengan pH 7 atau lebih, unsur aluminium akan diikat erat oleh kapur, sehingga tidak bisa diserap oleh si kembang bokor. Kembang bokor yang ditanam pada tanah semacam ini akan menghasilkan bunga berwarna merah muda.

Tanah yang kita miliki di Indonesia kebanyakan bersifat asam. Karena itu, kembang bokor yang kita temui seringkali berwarna biru hingga lembayung. Ada sedikit trik yang bisa dicoba jika Anda ingin menyulap warna si kembang bokor menjadi merah muda.

Seperti sudah dijelaskan, warna merah muda akan timbul bila tanah bersifat basa. Untuk memperoleh tanah yang bersifat basa, Anda harus menaikkan pH tanah. Caranya adalah dengan menggunakan kapur pertanian atau dolomit. Dosis yang bisa digunakan adalah 0,5 – 1 kg dolomit/meter persegi tanah. Atau bisa juga dengan menyiramkan larutan kapur tembok yang dicampur/dilarutkan dalam air, dengan konsentrasi 50 gram kapur per liter air/meter persegi tanah.

Biasanya dosis di atas bisa menaikkan pH tanah sebanyak 0,5 – 1. Satu hal yang perlu diingat, penaikan pH ini tidak boleh dilakukan dengan serta merta. Dalam rentang waktu seminggu, Anda hanya boleh memberikan perlakuan sekali. Jika Anda paksakan, alih-alih menjadi merah muda, tanaman malahan mati.
Sumber : Tabloidrumah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar